Rabu, 15 September 2010

Disfungsi Seksual


BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah.
Fungsi seksual merupakan salah satu faktor yang berperan penting dalam kehidupan perkawinan selain berbagai faktor – faktor lain seperti perasaan cinta,toleransi, pendidikan, budaya,kekeluargaan, moral, serta penghayatan agama. Menurut beberapa pengamatan, ternyata seksualitas juga mempengaruhi fungsi – fungsi lain yang kemudian dapat mempengaruhi pula kualitas hidup pasangan suami – istri.
Dalam perkawinan, fungsi seksual mempunyai beberapa peran, yaitu sebagai saran untuk reproduksi (memperoleh keturunan), sebagai saran untuk memperoleh kesenangan atau rekreasi,serta merupakan pengekspresian rasa cinta dan sebagai sarana komunikasi yang penting bagi pasangan suami – istri. Bila ada ketidakserasian atau problem dalam fungsi tersebut, kehidupan perkawinan akan terpengaruh. Hal tersebut dapat dicontohkan persepsi seorang suami maupun istri berbeda sehingga menimbulkan berbagai masalah. Misalnya pertengkaran, ketidak cocokan dalam berhubungan intim, salah pengertian dan berbagai masalah lainnya.
Belakangan ini masalah yang sedang banyak dihadapi oleh pasangan suami – istri , salah satunya adalah Disfungsi Seksual lebih sering didiskusikan, baik dalam forum ilmiah maupaun non ilmiah. Pada perempuan, disfungsi seksual kini lebih banyak dibahas dan lebih muncul kepermukaan, juga di Indonesia ; sedangkan pada pria hal ini telah diteliti dan sejak lama sebelumnya. Hal ini mungkin berkaitan dengan ciri dan sifat yang berbeda antara perempuan dan laki – laki, baik dari aspek biologik, psikologik maupun sosial dan budaya.
Selain itu dari beberapa penelitian menunjukkan bahwa jumlah wanita yang mengalami disfungsi seksual lebih besar dibanding pria. Bahkan berdasarkan survei yang dilakukan oleh The American Medical Association beberapa tahun lalu menunjukkan, 43 % wanita berusia 19 – 15 tahun mengalami disfungsi seksual dalam berbagai tingkatan.
Di Indonesia diperkirakan jumlahnya lebih besar dari pada itu. Kondisi ini kian diperparah dengan adanya kepercayaan dimasyarakat bahwa tugas istri adalah melayani dan memuaskan suami. Tak peduli bisda menikmati seks atau tidak.
Pada tahun 2000, Klinik Edelweis pernah meneliti 506 wanita yang usianya rayta – rata 40 tahun. Dari penelotian tersebut didapatkan hasil bahwa dari 506 yang mengalami libido sebanyak 86 % ( 435 orang ), masalah orgasme 157 orang, masalah arousal 54 orang, dan masalah dipareunia 54 orang.
Yang mengagetkan, meskipun kehidupan seksualnya bermasalah, sebanyak 429 wanita dari 506 wanita yang diteliti mengatakan dapat menerima dan menjalani kehidupan seksualnya. Dan yang lebih mengagetkan lagi, meskipun bermasalah, hany 67 wanita saja yang mau mencari solusi pengobatan tentang kehidupan seksualnya.
Hal tersebutlah yang menjadikan alasan bagi saya sebagai penulis makalah ini, mengangkat masalah tersebut menjadi topik yang akan dibahas pada mata kuliah Seminar Biologi. Disfungsi seksual secara umum pengertiannya adalah ketidak mampuan untuk menikmati secara penuh hubungan seks. Masalah disfungsi seksual ini bukan hanya terjadi dinegara Indonesia saja, melainkan diberbagai belahan dunia lain seperti belahan bumi Barat, Selatan, dan Utara. Baiklah untuk mengetahui lebih lanjut, marilah kita sama – sama membaca, memahami, dan mengupas masalah tersebut pada makalah ini.

BAB II
PERMASALAHAN
Ada beberapa hal yang menjadi permasalahan yang dapat pemakalah ambil dari latar belakang, diantaranya adalah :

1. Apakah dampak dari Disfungsi Seksual pada Perempuan ?
2. Bagaimanakah cara mengatasi Disfungsi Seksual pada Perempuan ?




BAB III
PEMBAHASAN


3.1 Dampak Disfungsi Seksual pada Perempuan

Menurut gejala klinisnya, sesuai dengan fase – fase respon seksual yang normal maka dampak dari disfungsi seksual pada perempuan dapat dibagi atas :
1. Gangguan Gairah ( Anti Seks )
2. Gangguan Perangsangan ( Gannguan Arousal / Lubrikasi )
3. Gangguan Orgasme ( Tidak Klimaks )
4. Gangguan Nyeri Seksual.

3.1.1 Gangguan Gairah ( Antiseks )

Yaitu berkurang atau hilangnya pikiran, khayalan tentang seks dan minat untuk melakukan hubungan seks, atau takut dan menghindari hubungan seks yang menimbulkan perasaan tertekan atau stres pada perempuan yang mengalami hal tersebut. Gangguan dorongan seks ini ada dua macam, yakni : Dorongan seksual hipoaktif dan gangguan aversi seksual. Dorongan seksual hipoaktif yaitu tidak adanya nafsu seksual pada perempuan, sedangkan gangguan aversi seksual, terjadi bila seorang perempuan tidak senang dengan semua bentuk aktifitas seksual.

3.1.2 Gangguan Perangsangan ( Gangguan Arousal / Lubrikasi )

Yaitu ketidak mampuan untuk mencapai atau mempertahankan kenikmatan seksual secara subjektif, yang ditandai dengan berkurangnya cairan atau lendir pada vagina atau berkurangnya sensasi setelah terjadinya perangsangan sehingga menyebabkan perempuan yang mengalami merasa stres dan tertekan. Hal ini sering juga disebut – sebut sebagai hubungan tanpa reaksi. Kalau organ tubuh seorang perempuan tidak menunjukkan reaksi apapun meskipun sedang terangsang perempuan iti menderita gangguan bangkitan seksual. Misalnya, vagina tetap kering meskipun sedang terangsang.

3.1.3 Gangguan Orgasme ( Tidak Klimaks )

Yaitu sulit atau tidak mencapai orgasme, walaupun telah ada rangsangan seksual yang cukup dan telah mencapai fase arousal, sehingga menimbulkan perasaan stres. Dari semua gangguan seksual yang ada, yang paling banyak dialami perempuan adalah disfungsi orgasme ( tidak klimaks ).Walaupun telah melakukan senggama dengan pasangannya dan pada akhirnya tidak merasakan kenikmatan seksual.

3.1.4 Gangguan Nyeri Seksual

Gangguan ini dirasakan berupa rasa sakit atau nyeri pada perempuan, gangguan ini terdiri atas :

3.1.4.1 Dispareunia

3.1.4.2 Vaginismus

3.1.4.3 Gangguan nyeri lainnya


3.2 Berbagai Cara Mengatasi Disfungsi Seksual

Cara mengatasi disfungsi seksual berkaitan dengan :


1. farmakoterapi ( obat – obatan )
2. operasi
3. psikoterapi
4. terapi seks
5. latihan komunikasi

3.2.1 Farmakoterapi

Obat yang diberikan tergantung dari penyebab disfungsi seksualnya, apakah faktor biologis atau psikologisnya. Bila penyebabnya adala faktor Biologis seperti gangguan aliran darah pada diabetes maka diberikan dahulu obat untuk mengatasi kondisi fisiknya.Bila penyebabnya adalah adalah psikologi, misalnya ketegangan yang sangat berat pada perempuan dengan vaginismus dipertimbangkan pemberian obat anti cemas dalam jangka pendek. Obat-obat tersebut ada yang diperoleh dari tumbuh-tumbuhan alami, seperti Ganoderma lucidum, Ginseng, Corynanthe hohimbe, Ptychopetalumolcoides, dan lain-lain.


3.2.2 Operasi

Hal ini dilakukan hanya bila penyebabnya adalah faktor organik yang hanya dapat disembuhkan denagn operasi, misalnya terdapatnya tumor pada leher rahim.

3.2.3 Psikoterapi

Merupakan pengobatan yang dilakukan dengan cara - cara psikologi. Psikoterapi dilakukan kepada perempuan secara individual atau bersama pasangannya ( couple therapy )..Psikoterapi individual yang diberikan tergantung dari tipe kepribadian perempuan yamg mengalami jenis disfungsi seksualnya atas pilihan dokter yang menanganinya.

3.2.4 Terapi Seks

Tujuannya adalah dicapainya rasa nyaman dan puas dalam melakukan hubungan seksual pada pasangan suami – istri. Terapi seks ini terbagi atas :
1. sensate fokus
2. edukasi
3. Stimulus control
4. cognitive restructuring
5. latihan komunikasi

3.2.4.1 Sensate Fokus

Prinsipnya membantu perempuan dan pasangannya mengembangkan kesadaran akan dan berfokus pada sensasi dan tidak pada keberhasilan. Prosedurnya yaitu perempuan dan pasangan diminta untuk saling melakukan perangsangan baik fisik maupun emosi secara bertahap dengan cara yang santai dan nyaman bagi keduanya.

3.2.4.2 Edukasi

Merupakan pemberian informasi yang dilakukan antara lain mengenai anatomi dan fisiologi organ seksual, tentang fungsi seksual dalam perkawinan juga melakukan koreksi – koreksi terhadap mitos – mitos yang tidak ilmiah.

3.2.4.3 Stimulus Control

Yaitu upaya untuk mempersiapkan atau menyediakan lingkungan yang nyaman, santai dan bersifat erotis yang kondusif untuk pengekspresian seks dan menimilisasi gangguan dari lingkungan atau hal – hal yang terkait.


3.2.4.4 Cognitive Restructuring

1. Membantu untuk mengubah pandangan dan perilaku negatif
2. Menurunkan pikiran – pikiran yang mempengaruhi. Contoh ada seorang perempuan mengalami perasaan dan keyakinan bahwa laki – laki tersebut tidak dapat dipercaya, sehingga sulit menerima suaminya sebagai pasangan seksual.

3.2.4.5 Latihan Komunikasi

Problem komunikasi yang sering muncul antara lain :


1. Penyimpangan arah yaitu pasangan masing – masing sering mendiskusikan suatu problem.
2. Pasangan menerka sendirimaksud dari pernyataan istri atau suaminya ( tanpa melakukan konfirmasi dengan bertanya akan kebenaranna ), karana mereka mengira bahwa mereka memahami pasangannya dengan baik padahal sebetulnya belum atau bahkan tidak.
3. Istri atau suami mendengarkan pasangannya namun tetap berpikir bahwa pasangannya itulah yang salah, dan dia sendirilah yang benar.
4. Pasangan cenderung mengulang argumentasinya berulang kali tanpa ada kemajuan atau pemecahan.

Problem – problem tersebut dibahas dalam terapi dan diupayakan diselesaikan secara bertahap.

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1. KESIMPULAN 1. Dampak dari Disfungsi Seksual pada perempuan adalah :


a.

b. Gangguan Perangsangan ( Gangguan Arousal / Lubrikasi )

c. Gangguan Orgasme ( Tidak Klimaks )
, yaitu sulit atau tidak mencapai orgasme, walaupun telah ada rangsangan seksual yang cukup dan telah mencapai fase arousal, sehingga menimbulkan perasaan stres., yaitu ketidak mampuan untuk mencapai atau mempertahankan kenikmatan seksual secara subjektif, yang ditandai dengan berkurangnya cairan atau lendir pada vagina Gangguan Gairah ( Antiseks ), yaitu berkurang atau hilangnya pikiran, khayalan tentang seks dan minat untuk melakukan hubungan seks, atau takut dan menghindari hubungan seks yang menimbulkan perasaan tertekan atau stres pada perempuan yang mengalami hal tersebut

d. Gangguan Nyeri Seksual.

4. Berbagai cara pengobatan disfungsi seksual adalah:


a. Farmakoterapi
, dengan cara obat – obatan.

b. Operasi


c. Psikoterapi
, adalah pengobatan yang dilakukan dengan cara – cara psikologik.

d. Terapi Seks


e. Latihan komunikasi

4.2. SARAN


1. Bagi pasangan suami-istri diharapakan dalam melaksanakan hubungan seksual dalam keadaan yang normal dari segi kesehatan dan tidak memaksakan kehendak kepada pasangannya masing – masing.
2. Bagi pasangan suami istri bila mengalami suatu penyakit yang berhubungan dengan alat kelamin seperti disfungsi seksual, khususnya pada perempuan maka dianjurkan untuk memeriksa, mengobati ( menghubungi dokter spesialis ) agar tidak menjalar kebagian tubuh yang lain, yang bertujuan agar dicapainya rasa nyaman dan puas dalam melakukan hubungan.,dilakukan hanya bila penyebabnya adalah faktor organik., yaitu rasa nyeri pada vagina bukan karena hubungan seks, misalnya karena infeksi pada vagina. yaitu terjadinya kontraksi atau kejang otot – otot vagina sepertiga bawah yang tidak dapat dikuasai, terutama disebabkan oleh rasa takut, sakit yang berlebihan sehingga selama senggama sehingga penis sulit masuk kedalam vagina. Tak heran jika penderita gangguan vaginismus ini kala berhubungan intim kerap merasa diperkosa. yaitu merasakan nyeri pada saat melakukan senggama. Nyeri ini dapat dialami pada sat terjadinya penetrasi yaitu masuknya penis ( alat kelamin pria ) kedalam vagina atau selama berlangsungnya hubungan seks, serta juga dapat dirasakan hingga hubungan seks usai. Penyebabnya karena kurangnya cairan vagina, infeksi sekitar genital, dan alwergi pada kulit.

Hymenoptera


BAB I
PENDAHULUAN


Sejarah Insekta Hymenoptera

Kurang lebih 1 juta spesies serangga telah dideskripsi (dikenal dalam ilmu pengetahuan), dan hal ini merupakan petunjuk bahwa serangga merupakan makhluk hidup yang mendominasi bumi. Diperkirakan, masih ada sekitar 10 juta spesies serangga yang belum dideskripsi. Peranan serangga sangat besar dalam menguraikan bahan-bahan tanaman dan binatang dalam rantai makanan ekosistem dan sebagai bahan makanan makhluk hidup lain. Serangga memiliki kemampuan luar biasa dalam beradaptasi dengan keadaan lingkungan yang ekstrem, seperti di padang pasir dan Antartika.
Salah satu bangsa (ordo) dari kelas insecta yang terkenal dan banyak dijumpai dalam kehidupan sehari-hari bahkan memiliki keindahan dan keunikan tersendiri adalah serangga hymenoptera. Hymenoptera merupakan serangga bersayap selaput atau bisa juga dikatakan bangsa serangga sayap bening.
Pada dasarnya serangga hymenoptera ini hampir sama dengan serangga-serangga yang lain, hanya saja hal yang membedakannya adalah keunikan dari pembuatan sarang dan penciptaan akan madu yang bernilai tinggi bagi kehidupan manusia. Contohnya, lebah madu (Apis Mellifera, Apis dorsata) dll.
Hymenoptera ini memiliki ciri-ciri sebagai berikut


1. Bersayat dua pasang, sayap belakang lebih tipis dan lebih kecil dari pada sayap depan.
2. Bagian posterior abdomen hewan betina dilengkapi dengan ovipositor atau dengan sangat yang merupakan modifikasi dan ovipositor
3. Serangga ini hidup berkoloni dan mempunyai seekor ratu
4. Beberapa Hymenoptera dapat berkomunikasi diantara sesamanya
5. Mempunyai alat indera yang lebih berkembang daripada serangga, sehingga kebanyakan dari anggotanya bertindak sebagai penyerbuk/polinatur
6. Beberapa hymenoptera mempunyai ligula (lidah) panjang dan lentur atau memiliki tipe mulut menggigit dan menjilat, rambut-rambut pada ligula berfungsi sebagai peraba, perasa maupun pengumpul nektal.
7. Serangga ini mengalami metamorfosis yang sempurna yang melalui stadia telur larva kepompong dewasa
8. Anggota famili Braconidae, Chalcididae, Ichnemonidae, Trichogrammatidae dikenal sebagai tumbuhan parasit penting pada hama tanaman

Beberapa contoh anggotanya antara lain adalah :


a. Apis indica

b. Apis dorsata

c. Apis melifera

d. Decuphyta smaragdina

e. Trichogramma sp
(parasit telur penggerak tebu/padi) (semut rangrang) (lebah madu tersebar , biasa disebut lebah gung) (lebah madu yang hidup dilubang kayu) (lebah madu, biasa dipelihara manusia)

Bangsa Hymenoptera ini biasanya memiliki pembagian-pembagian menurut kasta – kasta / berdasarkan tugas-tugasnya. Sama seperti serangga – serangga lain yaitu adanya satu yang berperan sebagai petelur, raja yang bertugas untuk mengawini betina, dan pekerja yang bertugas menyediakan makanan, memberi makan calon ratu dan membuat sarang.
Di samping itu, peranan Hymenoptera banyak juga menguntungkan dikehidupan manusia seperti : obat-obatan, bahan makanan, penggemburan tanah dan rantai makanan yang penting dan berbagai konsumen.


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Morfologi

Tubuh Hymenoptera dibedakan atas kepala (caput/cephal), dada (toraks) dan perut (abdomen)

2.1.1 Kepala (Cephal)


2.1.2 Dada (Toraks)


2.1.3 Perut (Abdomen)


Contoh : Lebah madu dan semut
Pada lebah madu mulutnya termasuk type menggigit dan menghisap.




Gbr 1. Morfologi Tawon
2.2 Struktur Anatomi

Pada umumnya struktur anatomi serangga Hymenoptera sama seperti ordo dari serangga – serangga lain. Bilapun ada perbedaan itu hanya sedikit saja misalnya keberadaan akan hormon feromon sebagai zat kimia untuk komunikasi antara serangga yang satu dengan yang lain. Hormon feromon ini hanya dimiliki oleh ordo serangga Hymenoptera.

2.2.1 Sistem Digesti


2.2.2. Sistem Respirasi


2.2.3 Sistem Sirkulasi


2.2.4. Sistem Ekskresi


2.2.5 Sistem Saraf


2.2.6 Sistem Reproduksi (Metamarfosis)


2.3. KLASIFIKASI

Klas insecta terbagi atas dua sub , yakni


1. Sub klas Apterigata
2. Sub klas Pterigata

1. Sub klas Apterygata ( Ametebala )


2. Sub klas Pterygata
· Biasanya memepunyai sayap, kadang-kadang teredusir atau tidak dada pada abdomen tidak ada appendage kecuali pada cerci dan lalat genital
· Bangsa atau ordo yang dimiliki sangat banyak diantaranya kurang lebih 22 ordo salah satu diantaranya adalah ordo Hymenoptera.


Ordo ini beranggota kurang lebih 103 species terbagi dalam 2 sub ordo.

· Primitif, tanpa sayap, sederhana atau tidak bermetamorfose, pada abdomen terdapat appendage disebelah ventral
· Bangsa atau Orda yang dimiliki


Protura
Callembola
Diplura
Tysanura

Sub ordo 1 Chlastrogastra

Abdomen lebar dan berhubugan dengan thorax.Larva serupa ulat, mempunyai kaki , makan dan tumbuhan.

Familai 1 siricidae:


Familia 2 Tenthredinidae :


Sub ordo 2 clistrogastra.

Dasar abdomen langsiing dibelakang thorax. Larva tidak berkaki, terdiri atas familia-familia dan antaranya yang penting sebagai berikut:

Familia 1 Formicidae ( semut ) :


Monomorium( semut kecilyang berwarna hitam) Occophylla (semut rang-rang ).

Familia Xylocopidae:


Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Sub kelas : Pterygota
Ordo : Hymenoptera
Sub ordo : Chalastrogastra
Famili : Siricidae , Tenthredinidae
Genus : Sirex , Eriocampoides
Species : Sirex sp , Eriocampoides Limacina


Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Sub class : Pterygota
Ordo : Hymennoptera
Sub ordo : Clistrogastra
Famili : Formicidae , Xylocopidae , Apidae
Genus : Occphyila , Xylocepi , Apis
Occophyilla sp , Xylocepi latipes , Apis mellifera
( Semut rang- rang ) (Kumbang kayu) (Lebah madu)





Gbr 2. Atta sp Gbr 3. Apis mellifera
2.4 Habitat

Pada dasarnya habitat dari Hymenoptera sama dengan habitat serangga pada umumnya. Hewan-hewan ini banyak dijumpai didaerah yang beriklim tropis maupun yang beriklim dingin sekalipun.
Hymenoptera banyak dijumpai didaerah yang beriklim panas maupun dingin. Serangga ini jika dilihat dari kehidupan spesies-spesiesnya berbeda-beda misalnya : lebah dan tawon banyak hidup dan ditemukan di pohon-pohon, bunga-bunga yang sedang mekar dan beterbangan di udara; semut banyak dijumpai di kayu-kayu yang lapuk, dibawah bebatuan, dan didalam tanah.
Biasanya keberadaan spesies tersebut disuatu tempat disesuaikan dengan jenis makanan yang ada dan suhu pada daerah tersebut dengan begitu mereka dapat bertahan hidup dan meneruskan generasi-generasi mereka.

2.5. Manfaat

Serangga penyerbuk (polinator) menyediakan layanan ekosistem yang esensial dan berkontribusi terhadap hidup pokok pada keragaman dan daya hidup spesies tanaman. Ada dua tipe polinator secara alami, yaitu polinator abiotik dan biotik. Polinator abiotik antara lain adalah angin, air dan gravitasi, sedangkan polinator abiotik adalah serangga, burung dan beberapa mamalia. Dari semua polinator lebih dari 2/3 tanaman di seluruh dunia atau lebih 80 % dari semua tanaman berbunga tergantung pada polinator lebah. Secara global kontribusi polinator terhadap tanaman pertanian setiap tahunnya bernilai sekitar 54 milyar dolar AS.
Peran lebah madu sebagai polinator tanaman budidaya sudah diketahui sejak lama. Lebah madu sudah digunakan secara meluas sebagai polinator dan merupakan bagian integral dari budidaya tanaman secara intensif. Lebah madu mempunyai fungsi penting sebagai hewan pembantu penyerbukan sendiri. Tanaman tersebut memerlukan agen sebagai pembantu penyerbukan dan lebah madu merupakan serangga yang berpotensi sebagai polinator, disamping angin. Potensi ini dapat dimanfaatkan dengan meletakkan koloni lebah madu pada areal tanaman budidaya yang daya serbuknya rendah.
Polinasi sangat penting bagi tanaman untuk mempertahankan survivalnya. Polinasi merupakan proses kompleks yang dipengaruhi oleh temperatur, kelembaban dan adanya polinator yang dapat dilakukan oleh serangga ataupun angin. Fertilisasi terjadi jika polen (sel jantan) bertemu dengan ovula (sel betina). Selain itu, lebah madu juga membantu proses penyerbukan silang.
Banyak laporan peneliti menyatakan bahwa terdapat kenaikan produksi tanaman budidaya jika sejumlah koloni lbah diletakkan di sekitar lokasi tanaman. Penempatan koloni lebah madu di lokasi pertanaman apel dapat meningkatkan produksi sebesar 30-60 %, jeruk meningkat 300-400 %, anggur meningkat 60-100 % dan jagung meningkat 100-150 %(Suhardjono et al.1986)
Studi yang dilakukan Evans dan Spivak (2006) ; Sabara et.al (2006) dan Higo et al (2004) menunjukkan bahwa lebah A. Mellifera berperan penting sebagai polinator pada pertanaman Cranberry komersial di dalam rumah kaca pada musim dingin. Lebah tidak hanya berperan dengan efektif sebagai serangga penyerbuk. Namun juga dapat meningkatkan produksi dan kualitas tanaman cranberry. A. Mellifera ternyata juga berperan penting dalam polinasi tanaman buckwheat. Sekitar 95 % serangga yang mengunjungi pertanaman buckwheat adalah lebah A. Mellifera.
Di negara-negara yang maju industri perlebahannya, tujuan utama budidaya lebah bukan untuk memanen madu, melainkan mengharapkan peran lebah sebagai polinator. Sebagai misal, sekitar 95 % dari 3 juta koloni lebah madu yang dibudidayakan di Amerika Serikat bertujuan untuk memanfaatkan lebah sebagai polinator dan sisanya untuk menghasilkan madu. Kini, tidak kurang 30 % produk pangan asal tanaman yang dihasilkan di Amerika Serikat, proses penyerbukannya dibantu oleh lebah madu (Rusfidra, 2006)




BAB III
KESIMPULAN



· Tubuh Hymenoptera dibedakan atas :


1. kepala (caput/cephal),
2. dada (toraks) dan
3. perut (abdomen)

· Saluran pencernaannya terdiri dari mulut yang terbuka kedalam esofagus berdinding tipis. Esofagus tersebut akan berujung ke lambung. Sebenarnya lambung disini adalah usus yang memanjang dari mulut sampai ke anus di segmen perut terakhir. Usus tersebut terdiri dari


o usus depan
o usus tengah dan
o usus akhir

· Akhirnya, sisa-sisa makanan didorong ke dalam usus akhir yang terbagi atas suatu ileum berbentuk pipa dan rektum, dari mana air dan garam lebih banyak diabsorsi, akrena isi rektum tidak hanya mengandung sisa-sisa makanan yang tidak dicernakan tetapi juga air seni.
· Seperti halnya sistem peredaran dalam tubuh, ada suatu jaringan tabung yang canggih dan rumit (disebut sistem trakea) yang mengirim udara yang mengandung oksigen ke tiap sel didalam tubuh.
· Berkat sistem ini, sel-sel yang mendukung otot-otot terbang dapat mengambil oksigen secara langsung dari tabung-tabung tersebut. Sistem ini juga membantu mendinginkan otot setelah bekerja dengan tingkat tinggi yang setara 1000 putaran per detik.
· Darah serangga tidak berwarna merah seperti halnya darah manusia, melainkan berwarna hijau kekuning-kuningan. Hal tersebut dikarenakan darah pada serangga tidak mengandung Hb (Hemoglobin), maka darah pada serangga dinamakan Haemolymph / Haemocianin. Selain itu darah tidak beredar didalam pembuluh darah maka sistem peredarannya disebut peredaran darah terbuka.
· Saluran Malphigi (ginjal) memegang peranan penting pada pembuangan. Pipa-pipa ini berbentuk halus yang terletak di dalam rongga udara hemocoel, yang tertutup di bagian ujungnya, tetapi terbuka ke usus, biasanya pada persimpangan usus tengah dan usus akhir.
· Sistem saraf terdiri atas otak dikepala dan simpul-simpul syaraf di bagian toraks dan abdomen, berfungsi untuk mengolah informasi dan memberikan perintah-perintah ke organ-organ fungsional lainnya seperti otot dan kelenjar-kelenjar.
· Sistem reproduksi pada Hymenoptera dikenal dengan Metamarfosis Sempurna, pertumbuhan serangga ini bisanya melalui empat tahap yaitu :


1. Telur
2. Larva / nimfa
3. Pupa
4. Dewasa

· Klas insecta terbagi atas dua sub , yakni

Sub klas Apterigata, terdiri atas ordo :


- Protura
- Callembola
- Diplura
- Tysanura

Sub klas Pterigata terdiri atas sub ordo :


- Chlastrogastra
- Clistrogastra.

· Hymenoptera banyak dijumpai didaerah yang beriklim panas maupun dingin. Serangga ini jika dilihat dari kehidupan spesies-spesiesnya berbeda-beda misalnya : lebah dan tawon banyak hidup dan ditemukan di pohon-pohon, bunga-bunga yang sedang mekar dan beterbangan di udara; semut banyak dijumpai di kayu-kayu yang lapuk, dibawah bebatuan, dan didalam tanah.
· Serangga penyerbuk (polinator) menyediakan layanan ekosistem yang esensial dan berkontribusi terhadap hidup pokok pada keragaman dan daya hidup spesies tanaman
· Selain memiliki manfaat yang telah dijelaskan diatas, ordo Hymenoptera juga memiliki beberapa kerugian khususnya bagi manusia, sebagai contoh Atta sp (semut pemotong daun) dianggap sebagai hama pertanian karena semut-semut ini membudidayakan jamur yang mana jamur-jamur ini nantinya akan menjadi gulma di lahan pertanian tersebut.


DAFTAR PUSTAKA
Djarubito, Mukayat. 1989. Zoologi Dasar. Yogyakarta : Erlangga.
Hoeve, W. Van. 1996. Ensiklopedi Indonesia seri Fauna. : Intermasa.


Jasin, M. 1987. Sistematik Hewan (Invertebrata dan Vertebrata Surabaya : Sinar Wijaya.).

Jati, W. 2007. Biologi SMA Kelas X. Jakarta : Geneca Exact.
Pratiwi, D. A. Maryati, Sri dkk. 2007. Biologi SMA kelas X. Jakarta : Erlangga.
Pratiwi, M. 2004. Biologi Kelas X Jakarta : Erlangga.
Prawihartono, S, dkk.2000. Biologi – 1b. Jakarta : Bumi Aksara.
Pustaka Dasar. 1981. Serangga Sosial. Jkarta : Gramedia.
Setford, Steve. 2005. Intisari Ilmu Hewan Merayap. Jakarta : Erlangga.

Syamsuri, I, dkk. 2004. Biologi untuk SMA kelas X. Jakarta : Erlangga.
http:///www.pesanharunyahya.com/news/
http:///id.wikipedia.org./wki.jantan
















KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan masalah " Hymenoptera ( Serangga Bersayap Bening )".
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Teknologi Komputer di Sekolah Pasca Unimed.
Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu diharapkan masukan baik saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca sekalian.
Akhir kata, penyusun berharap kiranya makalah ini dapat membantu meningkatkan pengetahuan dan wawasan kita. Amin.
Sekian dan terima kasih.


Medan, 01 September 2010Hormat saya,

Novi Fitriandika Sari



Selain memiliki manfaat yang telah dijelaskan diatas, ordo Hymenoptera juga memiliki beberapa kerugian khususnya bagi manusia, sebagai contoh Atta sp (semut pemotong daun) dianggap sebagai hama pertanian karena semut-semut ini membudidayakan jamur yang mana jamur-jamur ini nantinya akan menjadi gulma di lahan pertanian tersebut.

Hidup soliter , tubuh besar , berwarna hitam , mandi bulanya membuat lubang- lubang pada kayu atau tiang rumah. Lubang itu dipakai sebagai arang meletakkan telur. Contoh:Xylocep latipes ( kumbang kayu)

Familia Apidae
Matanya berbulu ;pekerja mempunyai keranjang tepung sari pada kaki belakang.Contoh:Apis indica, Apis melivica.
Sistematika Hymenoptera yang diwakili pada setiap famili yakni
Kingdom : Animalia

Ukuran tubuh di antara 2 sampai 18 mm; pronotumnya melebar;bagian muka abdomen mengenting, polymorphy dengan ratu yang berstatus seks betina,hewan jantan, pekerja sebagai hewan seks betina tanpa sayap.Pada beberapa species mempunyai beberapa kasta.Dalam satu koloni terdapat kurang lebih 100.000 individu.Ratu akan melepaskan sayap setelah penerbangan kawin. Setelah itu akan membentuk koloni baru dan akhirnya hanya menghasilkan telur.makanannya akan diperoleh dari mulut individu pekerja berupa zat cairan. sebagian besar semut makan sisa-sisa zat yang telah mati, beberapa predacious,beberapa makan biji-bijian. Banyak yang merugikan manusia. Beberapa koloni semut jenis tertentu membawa kesulitan pada lapangan pertanian. Contoh Ponera, sebagai sebut primitif yang membentuk koloni.

Badan tegap, hewan betina mempunyai ovipositor, umumnya parthenogenesis; larva pemakan daun-daun dan mengebor pohon. Contoh : Cimbex amaericanus, Eriocampoides limacine. Larvanya pemakan bagian epidermis daun pohon Peer dan Chery.

Tubuh tegar, abdomen berakhir dengan duri ; hewan betina mempunyai ovipositor untuk mengebor, larva hidup dalam kayu pohon. Contoh:Cimbex amaericanus, Eriocampoides limacina.Larvanya pemakan bagian epidermis daun pohon per dan chery.

Pada beberapa jenis penyengat (Hymenoptera), telur yang tak dibuahi menjadi jantan, sedangkan yang dibuahi menjadi betina.
Pertumbuhan serangga biasanya melalui empat tahap bentuk hidup yaitu : telur, larva / nimfa, pupa dan stadium dewasa. Telur diletakkan secara tunggal, atau dalam kelompok, didalam atau di atas jaringan tanaman atau binatang inang yang menjadi sasaran makanan serangga. Embrio di dalam telur berkembang menjadi larva atau nimfa (tergantung macam metamorfosis atau perkembangan) yang keluar dari telur pada saat telur menetas.
Larva/nimfa memiliki tahapan perkembangan (instar), yang setiap tahapannya melalui proses pergantian kulit (ecdysis), karena setiap meningkatan ukuran tubuh pada satu instar ke instar berikutnya memerlukan integumen baru yang lebih besar (sama halnya dengan anak yang bertumbuh memerlukan pakaian yang ukurannya lebih besar). Larva berkembang menjadi pupa (pada ulat kupu-kupu disebut cocoon atau kepompong), dan pupa dan nimfa berkembang menjadi serangga dewasa.

Sistem saraf terdiri atas otak dikepala dan simpul-simpul syaraf di bagian toraks dan abdomen, berfungsi untuk mengolah informasi dan memberikan perintah-perintah ke organ-organ fungsional lainnya seperti otot dan kelenjar-kelenjar.

Saluran Malphigi (ginjal) memegang peranan penting pada pembuangan. Pipa-pipa ini berbentuk halus yang terletak di dalam rongga udara hemocoel, yang tertutup di bagian ujungnya, tetapi terbuka ke usus, biasanya pada persimpangan usus tengah dan usus akhir. Otot-otot luar pipa-pipa ini membuat pipa berkelok-kelok sehingga terjadi gerakan darah disekitarnya. Air dan zat-zat yang larut berdifusi kedalam pipa-pipa ini, atau mungkin dengan beberapa zat seperti asam urine yang kemudian mengalir ke bawah pipa masuk ke dalam usus. Tetapi cairan yang lewat dari darah akan mengandung banyak zat-zat yang berguna dan yang tidak berguna, dan bersama air terserap di bagian-bagian bawah saluran Malphigi atau didalam anus. Apapun yang masih tersisa akan dikeluarkan bersama-sama dengan hasil-hasil sisa pencernaan makanan ke anus. Asam urine merupakan zat buangan penting yang mengandung zat lem.


Lemak, gula, asam amino, air dan garam dari makanan, diserap masuk kedalam darah, akan tetapi peredaran darah pada serangga dan artropoda umunya berbeda dengan peredaran darah manusia,karena darah serangga lebah tidak mengalir melalui sistem arteri dan vena. Darah biasanya mengisi rongga di dalam tubuh yang dinamakan hemocoel. Akibatnya otot, saraf, dan organ – organ lain. Langsung berada dalam darah dan tidak melalui jaringan kapiler.
Jantung pada serangga berupa pipa yang panjang dan ramping, terletak di bagian atas hemocoel tepat di atas usus. Dari hemocoel darah masuk ke dalam jantung lewat sejumlah lubang-lubang kecil dan sesudah itu dipompa lagi ke dalam hemocoel dekat otak. Kadang-kadang ada juga pompa-pompa yang lebih kecil untuk membantu mengalirnya darah melalui kaki dan antena, dan seluruh aliran darah ini berjalan sangat lambat serta tidak teratur.
Darah serangga tidak berwarna merah seperti halnya darah manusia, melainkan berwarna hijau kekuning-kuningan. Hal tersebut dikarenakan darah pada serangga tidak mengandung Hb (Hemoglobin), maka darah pada serangga dinamakan Haemolymph / Haemocianin. Selain itu darah tidak beredar didalam pembuluh darah maka sistem peredarannya disebut peredaran darah terbuka.
Darah serangga terdiri atas cairan plasma yang mengandung berbagai tipe sel, dan pada tiap sel terdapat satu inti yang tidak sama dengan inti sel darah merah manusia. Plasma mengangkut hasil-hasil pencernaan dari usus ke alat-alat lain, tempat makanan disimpan dan digunakan, sedangkan beberapa zat gula dan protein tertentu tetap tersimpan di dalam cairan plasma tersebut. Plasma juga mengangkut sisa-sisa pencernaan ke dalam saluran Malphigi untuk dibuang dan hormon ke dalam alat-alat yang telah dirangsang oleh zat ini. Peranan penting lainnya yang dipegang plasma serangga bersama kutikula yang lembut dan lentur, seperti ulat, ialah membantu mempertahankan bentuk badan dan untuk bergerak maju. Peranan ini penting khusus pada semua serangga, karena sesudah pergantian kulit kutikula masih lunak.

Kebanyakan serangga – serangga lain tidak terluput pula pada serangga Hymenoptera oksigen tidak daingkut dalam darah, tetapi sebagai udara melalui trakea.
Untuk menguraikan karbohidrat dan lemak bagi keperluan energi, diperlukan zat asam. Karena itu hewan harus menghirup udara untuk selanjutnya dimasukkan ke dalam jaringan tubuh, terutama bagi otot yang menggunakan energi. Pada hewan-hewan darat, permukaan tubuh dari mana zat asam masuk ke dalam tubuh, merupakan sumber penting hilangnya air, sebab kalau zat asam dapat masuk ke dalam tubuh maka air pun dapat lolos. Kehilangan air ini dapat dikurangi, bila permukaan pernapasan tempat terjadinya pertukaran gas terletak di dalam tubuh, sehingga udara cepat menjadi jenuh dan tidak mudah menghilang dengan jalan difusi. Sebagai pengganti paru-paru, serangga memiliki sejumlah pipa, yakni trakea yang terbuka ke luar melalui sisi setiap segmen tubuh yang bermuara pada celah trakea. Pada kebanyakan serangga trakea-trakea tersebut menjadi satu saluran utama yang terletak di sepanjang tubuh dan dari cabang-cabang halus menuju ke seluruh bagian tubuh langsung menghantar zat asam ke berbagai jaringan. Apabila zat asam diperlukan lebih banyak, maka beberapa bagian berbentuk kantung didalam jaringan trakea dapat mengembang dan menyusut karena gerak tubuh yang memompa udara ke luar masuk. Sistem seperti ini sangat efektif, karena dapat menjaga persediaan zat asam yang cukup bagi otot-otot terbang yang relatif lebih banyak dibandingkan dengan jaringan manapun di dalam dunia hewan. Akan tetapi karena difusi memegang peranan penting dalam pernapasan, serangga hanya dapat mencapai ukuran tubuh yang terbatas, oleh karena difusi hanya mencukupi bagi pengangkutan jarak dekat. Oleh karena itu beberapa serangga mempunyai garis tengah di atas 12 mm.
Balik pada serangga Hymenoptera karbondioksida yang terbentuk dalam pernapasan meninggalkan tubuh dengan jalan yang sama seperti ditempuh zat asam.
Sistem pernapasan ini bekerja sangat berbeda dengan sistem pernapasan kita. Kita menghirup udara ke dalam paru-paru. Di sini, oksigen bercampur dengan darah dan dibawa keseluruh tubuh oleh darah. Kebutuhan akan oksigen begitu tinggi sehingga hampir tidak ada waktu untuk menunggu oksigen dikirim ke selsel tubuh oleh darah. Untuk mengatasi masalah ini, ada suatu sistem yang sangat khusus. Tabung udara di dalam tubuh serangga mengangkut udara ke bagian-bagian berbeda dari tubuh alalt. Seperti halnya sistem peredaran dalam tubuh, ada suatu jaringan tabung yang canggih dan rumit (disebut sistem trakea) yang mengirim udara yang mengandung oksigen ke tiap sel didalam tubuh.
Berkat sistem ini, sel-sel yang mendukung otot-otot terbang dapat mengambil oksigen secara langsung dari tabung-tabung tersebut. Sistem ini juga membantu mendinginkan otot setelah bekerja dengan tingkat tinggi yang setara 1000 putaran per detik.

Saluran pencernaannya terdiri dari mulut yang terbuka kedalam esofagus berdinding tipis. Esofagus tersebut akan berujung ke lambung. Sebenarnya lambung disini adalah usus yang memanjang dari mulut sampai ke anus di segmen perut terakhir. Usus tersebut terdiri dari


a. usus depan
b. usus tengah dan
c. usus akhir

Usus depan dan usus akhir dilapisi kutikula (lapisan tanduk) yang berhubungan dengan penutup tubuh. Usus depan banyak yang mempunyai struktur rumit, karena harus mendorong makanan ke usus tengah, menyimpan makanan, dan pada serangga yang memakan bahan padat membantu menghancurkan bahan makanan tersebut sebelum diteruskan ke saluran pencernaan.
Oleh karena itulah usus depan harus memiliki suatu pipa sederhana yang berupa tembolok yang berdinding tipis dan dapat melar (menyimpan makanan) dan suatu lambung otot yang kuat dilapisi gigi kutikuler kuat untuk menggiling makanan.
Dari tembolok makanan didorong ke usus tengah yang terletak dibelakangnya, tempat terjadinya enzima dan tempat hasil pencenaan diserap kedalam darah. Usus tengah tidak mempunyai lapisan kutikula, tetapi biasanya ditutup selaput tipis yang dsiebut membran peritrofik. Lapisan ini melindungi sel-sel yang halus terhadap kerusakan oleh makanan.
Akhirnya, sisa-sisa makanan didorong ke dalam usus akhir yang terbagi atas suatu ileum berbentuk pipa dan rektum, dari mana air dan garam lebih banyak diabsorsi, akrena isi rektum tidak hanya mengandung sisa-sisa makanan yang tidak dicernakan tetapi juga air seni.
Serangga Hymenoptera memerlukan bahan makanan yang serupa dengan hewan lain-karbohidrat dan lemak untuk energi, protein untuk pertumbuhan dan reproduksi, vitamin dan unsur hara yang memegang peranan kecil tetapi penting bagi aktivitas enzim dan tempat-tempat lain.

Perut atau abdomen terdiri dari beberapa segmen. Pada segmen terakhir dari Hymenoptera membentuk alat kelamin. Pada serangga betina, segmen tersebut membentuk alat peletak telur yang disebut ovipositor. Bentuknya memanjang dan runcing

Pada Hymenoptera terdiri atas 3 segmen yaitu segmen depan (protoraks), tengah (mesotoraks), dan belakang (metatoraks). Masing-masing segmen memiliki terdapat sepasang kaki. Pada mesotoraks dan metatoraks terdapat dua pasang sayap yang berupa selaput tipis yang dikenal sebagai himen.

Pada kepala terdapat sepasang antena yang berfungsi sebagai indera pembau yakni chemoreceptor di kepala juga terdapat mulut, dimana mulutnya beripe menggigit. Mata pada hymenoptera adalah mata majemuk atau mata faset.

Fungi

Fungi ( Jamur )

   Fungi adalah organisme tingkat rendah yang belum memiliki akar, batang,  dan daun, sehingga sering orang menyebutnya tumbuhan “Thallus”.
Klasifikasi Fungi
Fungi dapat dibedakan atas beberapa kelas yaitu :
1. Kelas Myxomycetes ( Jamur Lendir )
2. Kelas Phycomycetes
Kelas Eumycetes, terbagi atas :
3. Sub Kelas Ascomycetes
4. Sub Kelas Basidiomycetes
5. Sub Kelas Deuteromycetes ( Fungi Imperfecti )

1. Kelas Myxomycetes

1.1 Struktur dan Morfologi
·    Myxomycetes merupakan jamur yang berbentuk lendir ( plasma ).
·    Sukar ditentukan apakah itu tumbuhan atau hewan karena secara filogenetik jika ditinjau dari sudut sel kembara dan miksoamoebanya menunjukkan hubungan kekerabatan dengan Flagelleta yang tidak berwarna yaitu Rhizopoda dari dunia hewan.
·    Tubuhnya tersusun atas banyak sel dan telah memiliki inti yang sejati sehingga tipe selnya sering disebut sel eukariotik.
·    Bagian tubuh depan atau muka terdiri atas plasma yang lebih pekat dan tubuh bagian belakang membentuk benang – benang.
·    Myxomycetes tidak mengandung klorofil sehingga tidak dapat mencari makanan sendiri walaupun tubuhnya telah tersusun atas banyak sel.
·    Dalam kedaan vegetatif tubuhnya berupa massa protoplasma telanjang yang bergerak sebagai amoeba yang disebut plasmodium.
·    Tubuhnya dapat melakukan perubahan bentuk sehingga dapat merayap kemana- mana khususnya didaerah dia bernaung.
·    Pada beberapa marga didalam badan buahnya terbentuk kapitilium yang terdiri atas buluh – bulu kecil atau tersusun seperti piala.

Gambar: Tubuh buah Lycogala epidendrum, terdiri dari banyak sporangium yang bersatu. Ketika masih muda berwarna putih, kemudian menjadi merah jambu, dan akhirnya coklat. Biasa tumbuh pada kayu lapuk, bedegan jamur merang, dan sebagainya.

1.2. Habitat
    Myxomycetes suka hidup diatas tanah – tanah, diatas daun yang telah runtuh dan busuk, serta dalam kayu yang lapuk.

1.3. Cara Hidup
·    Cara hidup sebagai saprofit atau seperti hewan – hewan lainnya yaitu dapat mengambil zat makanan yang bersifat cair maupun padat, misalnya dalam bentuk glikogen. Pada Myxomycetes yang bersifat saprofit ini dapat dibuat biakan murni.
·    Jamur ini banyak kedapatan di tempat – tempat yang basah dan mengandung banyak bahan organik, Beberapa hidup sebagai pemakan sampah ( saprofora ) contohnya Dicyostelium dan Plasmodiophora brassicae yang merusak akar kobis.
·    Organisme ini dapat dipiara diatas agar – agar dan makanannya dapat berupa bakteri, misellium jamur, potongan agar – agar, bahkan dapat juga mengambil miksoamoeba haploid sebagai makanannya. Makanan tersebut akan dicernakan dalam vakuolanya dan dapat pula organisme ini mengeluarkan enzim yang melarutkan substratnya dan mengambil makanannya dalam bentuk larutan.
·    Cara hidup sebagai parasit biasanya hanya hidup denagan tambahan makanan yang berupa makhluk hidup. Contoh Plasmodium yang mempunai ukuran garis tengah 0 – 30 cm yaitu pada jenis Aethalium septicum.
·    Organisme ini bergerak ketempat makanannya dibawah pengaruh gaya – gaya kemotaksis, hidrotaksis, dan foto taksis negatif.

1.4. Bentuk dan Sifat Spora
    Spora Myxomycetes berkecambah dalam  air atau diats suatu substrat basah menjadi satu atau beberapa sel kembara yang dinamakan miksoflagellata.
1.5. Cara Perkembangbiakan
    Spora Myxomycetes yang berkecambah dalam air atau suatu substrat basah yang berubah menjadi sel kembara ynag disebut miksoflagellata. Miksoflagellata yang mempunyai bulu cambuk dan mempunyai satu inti lama kelamaan akan berubah menjadi miksoamoeba yang bulu cambuknya telah lenyap. Miksoflagellata dan miksoamoeba dapat membiak vegetatif dengan pembelahan.
    Dari sinilah awal perkembangbiakan generatif pun terjadi. Dua  miksofamoeba atau dua Miksoflagellata dapat mengadakan perkawinan menjadi amebozigot dan dalam amebozigot ini kedua inti tersebut akhirnya pun akan bersatu. Badan yang diploid ini tidak membentuk dinding, melainkan tetap telanjang dan bersifat ameboid dan dengan sesamanya dapat bersatu menjadi plasmodium yang besar dan mempunyai banyak inti. Inti dapat bertambah banyak karena adamnya pembelahan yang berulang – ulang. Plasmodium pada dasarnya tidak pernah membentuk sekat – sekat, jadi hanya merupakan kumpulan protoplas yang menjadi satu.

2. Kelas Phycomycetes

2.1. Struktur dan Morfologi
·    Phycomycetes mempunyai miselium yang berwarna putih dan tidak mempunyai sekat  - sekat, jika tua akan berubah warna menjadi coklat kekuning – kuningan.
·    Sel – selnya biasanya telanjang dan terpisah – pisah.
·    Hifanya bersifat koenositik yang hidup didarat atau pada medium tertentu.





Gambar : Dua Phycomycetes dengan hifa yang tidak bersekat – sekat. Perhatikan perbedaan pertumbuhan sporangium ( spg ) dan bentuk miselium pada genus Mucor dan genus Rhizopus; yamg terakhir ini mempunyai stolon.
2.2. Habitat
    Biasanya hidup didalam air sebagai parasit atau saprofit pada hewan maupun tumbuhan air.
2.3.Cara Perkembangbiakan
    Perkembangbiakan jamur ini terjadi secara aseksual dan seksual. Pada perkembangbiakan secara aseksual akan dibentuk spora dalam sporangium yang terletak pada ujung – ujung hifa. Hifa – hifa yang tumbuh tegak pada medium dan terdapat sporangium pada ujung – ujungnya disebut sporangiosfor.
    Sporangium yang matang akan pecah dan mengahasilkan spora, kemudian dengan bantuan angin ( anemokori ).spora akan terbawa jauh dari kelompoknya. Spora yang terbawa angin bila jatuh di tempat yang sesuai akan tumbuh menjadi jamur yang baru.
    Perkembangbiakan seksual pada jamur berlangsung secara konjugasi, yatitu terjadi perpindahan materiyang berbeda muatan. Proses konjugasi terjadi pada tubuh – tubuh hifa yang berlainan jenis. Pada ujung – ujung hifa akan terbentuk gametongium yang bersifat haploid ( n ), kemudian gametongium yang berlainan jenis akan melakukan fusi ( penggabungan ) sehingga mengahasilkan zigospora yang bersifat diploid ( 2n ).Jamur ini dalam keadaan zigospora akan resisten terhadap perubahan kondisi lingkungan. Bila kondisi lingkungan kembali menjadi normal, maka zigospora akan akan berkecamabah dan membentuk hifa – hifa yang haploid ( n ). Hifa – hifa yang tumbuh akan membentuk sporangium, kemudian menghasilkan spora.
    Dari uraian diatas dapat kita tarik kesimpulan bahwa fase haploid dengan siklus hidup Rhizopus, sp lebih panjang atau lama jika dibandingkan dengan fase diploidnya.
    
Gambar Perkembangbiakan Rhizopus, sp.(a) Aseksual dan (b) Seksual
2.4. Cara Hidup dan Manfaatnya.
    Seperti halnya keterangan diatas pada umumnya Phycomycetes hidup sebagai saprofit walaupun ada juga yang hidup sebagai parasit.
·    Jamur ini secara saprofit digunakan dalam pembuatan tempe, contoh ; Rhizopus oryzae. Species ini dapat mengubah amilum menjadi dekstros, dapat memecah protein dan lemak yang ada didalam sel kedelai dan kacang. Dengan demikian maka tempe itu seakan – akan lebih tersedia untuk dicernakan diperut kita. Selain dari contoh tersebut, Phycomycetes yang dapat bersifat saprofit adalah :
1.    Phytophthora, kebanyakan dari species ini adalah berupa parasit pada tumbuh – tumbuhan tomat, kentang, tembakau, karet dan lain – lain.,.
2.    Saprolegnia, merupakan saprofit yang banyak kedapatan didalam air dan tanah yang basah.
3.    Mucor, saprofit yang banyak kedapatan pada sisa – sisa makanaqn yang banyak mengandung karbohidrat.
·    Phycomycetes yang dapat bersifat parasit, diantaranya adalah :
Rhizopus nigricans yang dapat merusak makanan roti, nasi, wortel,dan tumbuh – tumbuhan seperti jamur.
2.5. Ordo – Ordo pada Phycomycetes.
    Terbagi atas 6 bangsa, yaitu :
1.    Myxochytridiales, contoh : Olpidium brassicae dan Plasmodiophora brassicae
2.    Chytridiales, Misalnya : Rhizophidium pollinis, Rhizophidium goniosporum dan Polyphagus euglenae.
3.    Blastocladiales
4.    Monoblepharidales, Misalnya Monoblepharis sphaerica dan Monoblepharis polymorpha.
5.    Oomycetales, contoh :Saprolegnia dioica, Sclerospora javanica ( Sclerospora maydis ),Pyhiaceae nicotianae, P. Infestans, dan lain – lain.
6.    Zygomycetales, misalnya :Mucor mucedo, Mucor javanicus, Chlamydomucor oryzae, Rhizopus oryzae, R. nigricans, R. stolonifer.

Gambar, Berbagai struktur Rhizopus stolonifer. A: tingkat aseksual terdiri dari struktur reproduktif dan struktur somatik. B. bagian dari hifa. C. Spora yang berkecambah.

3. Sub Kelas Ascomycetes
3.1. Struktur dan Morfologi
·    Ascomycetes mempunyai misellium yang bercabang – cabang dan bersekat.
·    Memliki askus yang merupakan alat reproduksi spesifik dan sporangiumnya berbentuk buluh dengan jumlah sporan ( yang terjadi endogen menurut pembentukan sel bebas ) yang tertentu yaitu 8, terkadang 4. Selain itu askusnya adalah suatu sporangium yang menghasilkan askospora.
·    Sel – selnya ada yang bersifat mononukleus dan banyak sel.
·    Tubuhnya berupa uniselluler dan multi selluler.

Gambar : Perbedaan antar Aspergillus dan Penicillium dinyatakan dalam pembentukan konidia;st = sterigma.
3.2. Habitat.
    Ascomycetes biasanya hidup sebagai saprofit dalam tanah, kayu yang membusuk, dan lain – lain.dan pada umunya jamur ini hidup pada tumbuh – tumbuhan
3.3. Cara Perkembangbiakan.
    Perkembangbiakan Ascomycetes berlangsung secara vegetatif atau aseksual dan secara generatif atau seksual. Proses perkembangbiakan ascomysetes yang bersel satu terjadi secara seksual yaitu dengan pembentukan individu yaitu tunas, sedang Ascomycetes yang bersel banyak perkembangbiakannya terjadi secara seksual yaitu dengan pembentukan konodia yang terletak pada ujung – ujung hifa yang telah dewasa. Hifa – hifa yang mengandung konidia disebut konidiosporangium.
    Perkembangbiakan Ascomycetes yang bersel banyak diawali dengan pembentukan arkegonium dan anteridium. Inti anteridium akan masuk kedalam arkegonium sehingga akan terbentuk hifa – hifa yang bersifat dikariotik. Kemudian sel – sel terseut akan melakukan fusi yang mengahasilkan sel yang bersifat diploid ( 2n ). Setelah sel bersifat diploid kemudian mengalami pembelahan secara meiosis sehingga terbentuk kembalai sel – sel yang bersifat haploid.
    Dalam perkembangbiakan seksualnya dilakukan dengan askus yang menghasilkan askospor. Terbentuknya askospora didahului dengan peristiwa :
1. Perkawinan ( kopulasi ) antara gametangium jantan dan gametangium betina.
2. Plasmogami yaitu bersatunya plasma kedua gametangium tersebut.
3. Kariogami, bersatunya inti yang berasal dari kedua gametangium tadi.
4. Pembelahan reduksi setelah kariogami, baru kemudian disusul dengan pembentukan askospora secara endogen, menurut pembentukan sel bebas.
3.4. Cara Hidup dan Manfaatnya.
    Sepeti halnya diatas, Ascomycetes hidupnya bersifat saprofit dan parasit bagi makhluk hidup.
Manfaat Ascomycetes terhadap kehidupan adalah :
1. Sebagai khamir yaitu suatu bahan yang digunakan dalam bidang kedokteran, dalam pembuatan kue, dan minuman berlkohol, sebagai sumber enzim dalam pembuatan alkohol dan masih banyak lagi yang lain. Salah satu contoh spesies yang paling terkenal dalam pembuatan khamir adalah Saccharomyces cerevisiae.
    Species ini dapat melakukan reaksi dengan berbagai bahan organi.Khamir dapat meragikan bermacam – macam gula.Salah satu fermentasi yang paling umum ialah pembentukan alkohol dan karbon dioksida.
Jika gula kompeks saja, seperti maltosa atau sukrosa, ditambahakan maka akan dirombak menjadi gula – gula sederhanadenagn bantuan enzim – enzim khamir.
2. Aspergillus.
    Dapat digunakan untuk merombak zat pati menjadi gul, kemudian gla itu difermentasikan oleh khamir. Walaupun ada juga yang bersifat parasit yaitu aspergilus fumigatus menyebabkan penyakit paru – paru pada hwan dan pada manusia.



3. Penicillium
 Spesies yang terkenal adalah Pinicilium notatum dan P. chrysogenum yang menghasilkan zat antibiotik penisilin.

Gambar : Penicilium, sp
3.4. Ordo – Ordo pada Ascomycetes.
a. Endomycetales, contoh : Dipodascus albidus, Saccharomyces tuac, S. cerevisiae, dll.
b. Perisporiales, contoh : Oidium heveae, Erysiphe polygoni, oidium tuckeri, dll.
c. Plectascales, contoh : Penicillium notatum, P. glaucum, Aspergillus oryzae, A. wentii, dll.
d. Myrangiales, contoh :
e. Pseudosphaeriales
f. Hemisphaeriales
g. Pyrenomycetales
4. Sub Kelas Basidiomycetes
4.1. Struktur dan Morfologi.
·    Ukurannya lebih besar dibandingkan dengan tiga kerabatnya. Hal inilah yang menyebabkan kita dapat melihat dengan mata telanjang.
·    Bentuknya dapat menyerupai payung, kipas, dan kuping.
·    Memiliki tubuh buah ( basidiokarp ) berbentuk panjang.
·    Mempunyai banyak sel dan dan berukuran besar sehingga bersifat makroskopis.
·    Ukuran jamur ini pada umumnya mamiliki garis tengah 1m dan berat bisa mencapai 1 kg bahkan lebih.
4.2. Bentuk dan Sifat Spora.
·    Spora seksualnya adalah basidiospora yang terbentuk pada basidium yang berbentuk gada.
·    Memiliki suatu organ yang karakteristik yaitu basidium. Basidium adalah suatu badan yang melakukan penonjolan ( pembentukan sterigma ) dan selalu membentuk 4 spora.Basidium itu terdiri atas 1 sel yang besar dan bersekat – sekat.
·    Miselium bersekat dengan sebuah inti yang disebut dengan hifa primer dan hifa yang mempunyaidua inti yang disebut hifa sekunder.
·    Hifa bersifat septat dengan sambungan apit dan juga bersifat haploid dan umumnya membentuk tubuh buah yang disebut basidiokarp.
4.3. Habitat
    Pada umumnya jenis jamur ini hidup dengan bersimbiosis pada akar tumbuh – tumbauhan, tumbuh diatas tanah, dan pada umunya berada disuatu lapangan dan di beberapa hutan.
4.4. Perkembangbiakan

Gambar : Perkembangbiakan Basidium. Basidiospora.
    Reproduksi ( Perkembangbiakan ) basidiomycetes dilakukan secara aseksual yaitu melalui pembentukan spora aseksual ( konidia ) atau melalui fragmentasi hifa dan secara seksual yaitu konjugasi. Proses perkembangbiakan seksual terjadi melalui konjugasi ujung – ujung hifa yang berbeda akan bertemu sehingga kan terjadi plasmogami tanpa diikuti proses peleburan kedua inti. Sehingga hifa – hiafa yang terbentuk berkembang menjadi hifa dikariotik. Dua inti hifa dikariotik akan mengalami meiosis yang mengahasilkan 4 inti haploid ( n ), kemudian inti haploid ini keluar bersama protoplasmanya membentuk basidiospora.

Gambar : Tubuh Buah Basidiospora pada Amanita, sp.
4.5. Cara Hidup dan Manfaatnya
    Cara hidup basidiomycetes dapat dilihat dari miseliumnya, selama keadaan buruk miselium berda dalam tanah, terkadang juga dalam kayu. Beberapa jenis jamur ini hidup bersimbiosis pada akar tumbuh – tumbuhan dan merupakan suatu golongan organisme yang kita kenal dengan nama mikoriza.
    Beberapa contoh jamur yang bersifat saprofit dan manfaatnya bagi kehidupan adalah :
1. Volvariella volvacea, yang digunakan untuk bahan makanan.
2. Fomes fomentarius, sering digunakan sebagai bahan obat – obatan.
3. Fomes officinalis.
4. Auricularia polytricha, juga digunakan untuk bahan makanan.
Beberapa contoh jamur ysng bersifat parasit bagi kehidupan adalah :
1. Fomes semitostes, menyebabkan busuknya akar pohon para.
2. Amanita phalloides, merupakan jamur yang sagat beracun.
3. Ustilago maydis, merupakan penyebab penyakit pada tanaman jagung.
4.6. Ordo – Ordo dari Basidiomycetes.
    Terdiri atas 5 Ordo, yaitu :
1.    Hymenomycetales, yang terbagi atas 2 sub ordo yaitu :
a.    Aphyllophorales, contoh : Exobasidium vexans, Clavaria botrytis, dan lain – lain.
b.    Agaricales, contoh : Volvariella volvacea ( Jamur Merang ) , Amanita phalloides, Agaricus melleus, dan lain – lain.
2.    Gasteromycetales, contoh : Dictyophora indusiata, Scleroderme vulgare.
3.    Tremellales, contoh : Tremella lutescens.
4.    Auriculariales, contoh : Auricularia polytricha ( Jamur Kuping ).
5.    Uredinales ( Jamur Karat ), Puccinia graminis.
6.    Ustilaginales ( Jamur api ), contoh : Ustilago, sp.
5. Sub Kelas Deuteromycetes ( Fungi Imperfecti ).
    Dikarenakan jamur ini belum sempurna, maka ciri – cirinya diambil dari sifat – sifat umunya. Ciri – cirinya yaitu :
1. Hifa berbentuk unicelluler dan kebanyakan anggotanya mempunyai kekerabatan degan Ascomycetes dan Basidiomycetes,
2. Perkembangbiakan aseksual dilakukan dengan cara fragmentasi atau dengan konidiospora. Sedangkan cara perkembangbiakn secara seksualnya belum diketahui tetapi dapat berkembangbiak dengan siklus paraseksual.
3. Seiring dengan perkembangan dan penelitian yang berjalan terus menerus maka beberapa spesies telah dapat dipindahkan dari kelas Deuteromycetes ke kelas Ascomycetes.
4. miselium berbentuk unicelluler atau yang lebih khas lagi ( miseliumnya bersekat – sekat yang biasanya membentuk konidium dari bermacam – macam sel konidiogen.
5. Jamur Deuteromycetes ini tidak dapat membentuk spora sama sekali.
6. Sebagian besar Deuteromycetes hidup bersifat sa[rofit sebagai pengurai sisa – sisa bahan – bahan organik, selebihnya dalah hidup sebagai parasit baik pada tanaman, hewan, maupun manusia. Bahkan ada juga yang bersifat sebagai predator, misalnya : Dactylaria. Jamur Dactylaria hidup didalam tanah. Hifanya bebentuk cincin yang berfungsi unrtuk menangkap cacing nematoda.
Contoh jamur yang bersifat saprofit adalah :
1. Alternaria, sp yang hidup pada  tanaman kentang.
2. Fusarium, sp yang hidup pada tanaman tomat dan kapas.
Corcospora apii, yang hidup pada tanaman seledri dan kulit manusia.
3. Helminthosporium, sp yang hidup pada  tanaman padi.
4. Curvularia, sp yang hidup pada rumput hias.
5. dan lain – lain.
Contoh jamur yang bersifat parasit adalah :
1. Epidermophyton floocosum yang menyebabkan kurap pada kaki.
2. Microsporum audouini yang menyebabkan penayakit kurap.
3. Trichophyton sama halnya dengan Microsporum audouini, dan lain – lain.